Tak Jodoh

"Wait, Bro, wait. Gue ketemu cewe cakep, nih!" Tanpa melepas ponselnya dari telinga, Zafran mengekori langkah gadis yang tadi membuatnya terpikat.

Siang ini, Zafran datang ke festival budaya dalam rangka memenuhi galeri kameranya. Tapi, sambil menyelami minum air, tak hanya mendapat foto-foto menarik, Zafran juga bertemu dengam seorang gadis cantik. Setelah cukup lama menjomblo, ini kali pertama Zafran jatuh cinta kembali.

Hei, tunggu. Jatuh cinta?

Sejak kapan cinta bisa tumbuh secepat ini?

Zafran tersenyum. Dia kembali mengikuti gadis yang mengikat rambutnya ekor kuda itu. Dia mengenakan kaus warna biru dan rok sepanjang lutut warna putih. Sesekali gadis itu menengok ke belakang, mungkin, dia merasa diikuti karena festival budaya siang ini tampak sepi. Festival yang dilaksanakam setahun sekali ini memang baru ramai saat malam tiba.

"Tungguin aja di deket panggung, kampret. Cantik, nih! Sayang kalau dilewatin--lho? Dia ke mana?" Zafran celingukan mencari gadis itu yang tiba-tiba menghilang di persimpangan jalan. Zafran sontak memaki mengapa festival ini dipenuhi oleh stand-stand dengan warna tenda biru tua yang menyulitkannya mencari gadis itu.

Sambil tetap menelepon Nugi--sahabatnya yang berjanji akan menemuinya di festival ini--Zafran mempercepat langkahnya. Sambil berdoa siapa tahu gadis itu masih dapat terkejar. Setelah sampai di persimpangan kedua, Zafran menyerah. Pria itu memutuskan berbalik arah dan menemui Nugi yang tengah menunggu di dekat panggung.

"Gue ke sana, Bro." Dimatikannya telepon.

Dengan langkah lunglai, Zafran berjalan ke arah panggung dengan ogah-ogahan. Berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mungkin saja ia dan gadis itu tak jodoh. Zafran tiba-tiba ingin tersenyum, atau kalau boleh tertawa untuk ketololannya. Bagaimana mungkin dia jatuh cinta pada gadis yang baru ditemunya sekali?

Zafran bisa melihat sosok Nugi di dekat panggung. Di lehernya, ada sebuah kamera DSLR yang digunakannya untuk memotret. Tak ada yang menarik. Tapi, Zafran memperlambat langkahnya saat ia melihat gadis itu--yang ia kejar tadi--berlari kecil ke arah Nugi. Baru saja dia akan berlari untuk menyusulnya jika pemandangan itu tak mencegahnya.

Gadis itu berlari ke arah Nugi. Dan setelah itu, ia memeluknya. Bergelayut manja di bahunya.

"Zafran!" Dari kejauhan, dia bisa melihat Nugi melambaikan tangan ke arahnya. Sambil tangannya tetap merangkul gadis itu.

Zafran balas melambai, bukan ke Nugi, melainkan ke gadis itu. Lambaian perpisahan, bahkan sebelum mereka sempat berkenalan.

Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program #FF2in1 dari
nulisbuku.com di Facebook dan
Twitter @nulisbuku

Komentar

What's most