Cerita dari Sebuah Tragedi
Ini tentu saja belum berakhir
Mereka sibuk dengan deru campur debu.
Sorak sorai kesedihan begitu nyata terpancar
Nada tangis begitu keras terdengar
Seketika aku lupa
Bahwa kita pernah merdeka
Teriakan-terikan sampah
Serak basah bagi mereka yang mengaku pejuang
Si Penetes Darah
Bisa kau lihat kehancuran itu, Saudaraku?
Atau bisa kau ecap rasa pilu itu?
Kau mulai mencari-cari
Siapa yang mengaku; penghendak reformasi
Setelah terpenjara lama dalam nepotisme kolusi dan
korupsi,
Kau mau mati?
JANGAN BUAT AKU TERTAWA!
Bakar!
Bakar!
Bakar!
Teriakan dengan mulut tersumpal tapi tangan terkepal
Hanya ada satu putusan; lawan.
Bakar!
Bakar!
Hening cipta, dimulai.
12 Mei 2015,
Mengenang tragedi '98,
oleh Ayuputrisf.
Komentar
Posting Komentar