Beberapa Hal Tentang Dirimu

Aku baru saja menutup buku tulisku saat itu, setelah cukup lama aku mencoba mengerjakan soal matematika sialan yang seolah tak punya jawaban. Aku membuka ponsel, dan mendapati chatmu mampir di ruang obrolan Whatsapp-ku dua puluh nenit yang lalu. Aku tersenyum, setelah sekian lama tak ada kabar, kamu yang kutunggu akhirnya datang juga.

Kubalas chat basa-basimu dengan jawaban seadanya. Seperti yang kamu bilang waktu itu, 'kan? Akulah satu-satunya gadis tak jelas yang membalas chat tanpa mengenal kalimat. Aku tersenyum. Sebongkah rindu yang terpendam kini muncul lagi di dalam perasaanku. Padahal akulah jagoan kata dikelas, dan pecinta kalimat panjang membentuk drama. Entah mengapa aku bisa terlihat seperti itu saat bersamamu.

Aku tidak tahu mengapa aku begitu bahagia saat kita dalam keadaan dekat seperti ini. Aku selalu lupa pada segalanya, termasuk statusmu dan kekasihmu. Kamu tidak sendiri, dan aku tahu hal itu sejak awal, tapi tetap saja gadis bodoh ini merasakannya dan mencintaimu dengan beraninya.

Mas Wota. Aku sedikit tersenyum saat mengingat panggilan itu. Aku kadang mengeluh tentang kecintaanmu pada idol grup JKT48 itu, kamu selalu gila tiap kali melihat Ayana atau entah siapa itu tampil dilayar kacamu. Lalu saat kamu pergi untuk menonton konser idol grup itu, aku yang jadi gila karena tak mendapat chat darimu sepanjang konser.

Seperti yang kamu tahu, 'kan? Aku juga suka Jepang, tapi aku tidak suka JKT48. Aku selalu menolak tiap kamu mengajakku ikut gath bersama para wota lain yang berkumpul di jalan bekas pejuang setiap Sabtu malam. Aku lebih memilih menghabiskan malam mingguku untuk kumpul bersama teman-temanku yang lain, makan di angkringan terkenal alun-alun, dan menikmati alunan gitar pengamen yang selalu menghibur para pengunjung alun-alun saat malam. Lalu, menunggumu membalas chatku untuk memberi kabar.

Ah, rasanya kenangan beberapa bulan lalu itu masih membekas begitu kuat. Jaketmu, rambut tebalmu, dan lighstik khas wota milikmu yang tak pernah kutahu fungsinya apa dan bagaimana menggunakannya. Aku emang ndeso, kok, mas Wota.

Dan inilah paragraf dimana aku harus menulis bagian kita yang menyakitkan. Kamu bercerita tentang kekasihmu, betapa kamu sangat mencintainya, dan orangtuanya yang tidak merestui hubungan kalian. Aku mencoba menguatkanmu, memberi sekadar pelukan yang mungkin tak sehangat pelukan dari kekasihmu, tapi sungguh, pelukan ini benar-benar dari hatiku. Pelukan singkat yang mungkin gagal menguatkanmu, karena kutahu rasanya cinta yang tak mendapat pengakuan. Aku tersenyum menatapmu yang terus bercerita, senyum jadi-jadian yang terlihat getir. Lalu kamu akan menatapku, dan tersenyum tegar untuk membuat segalanya terlihat baik-baik saja. Senyum yang selalu membuatku meleleh, dan merasa bangga pernah mencintai pria setegar kamu. Iya, aku hanya mencintai.

Sayang, ah, tidak sopan. Rasanya aku tidak punya pantas untuk memanggilmu dengan sebutan itu. Harusnya rasa sayang yang tulus itu kuucapkan khusus didalam hatiku, dan hanya aku yang bisa merasakannya. Rasa sayang ini hanya boleh kusimpan dalam hatiku, karena aku tak mau menambah bebanmu, dengan rasa cinta yang memang tak layak kaumengerti. Aku paham, sangat paham. Aku hanya seorang gadis dengan keberanian lebih, mencintai seorang yang sudah punya kekasih. Aku hanya pasir kali yang nekat mencintai berlian. Aku ingin menjadi pohon rindangmu, tempat kau berteduh dan melindungimu dari segala hal yang dapat menyakitimu. Aku hanya ingin mencintaimu, sesederhana itu.

Mas Wota, yang tidak akan tertarik membaca tulisanku ini, yang tidak tertarik pada hal berbau sastra, yang tidak tertarik pada Anwar dan Rendra, yang mungkin tidak akan tertarik padaku. Aku tahu, aku bukan tipemu. Kamu suka yang energik, sementara aku menye-menye. Kamu suka jkt-jkt'an, sementara aku sibuk membaca puisi dan mencari inspirasi untuk bahan tulisan galauku lagi. Kita berbeda jauh, tapi entah mengapa aku nyaman denganmu.

Untuk Wota, kesayanganku. Jadi kita pergi malam minggu? Kamu bilang, akan menunjukan tempat tenang seperti keinginanku, 'kan?

Untuk seseorang,
yang suka jkt-jkt'an.

Komentar

What's most