[Hari ke-5] Sependek Itu

Kamu itu bayangan. Bayang semu penuh harapan, oleh cinta yang sampai kapanpun tak akan pernah terbalaskan.

Malam ini aku masih mandi sepi, dengan hati penuh oleh gemericik rindu yang membasahi. Otakku kelu tiada henti memikirkanmu, penuh oleh angan kosong akan dirimu. Semakin lama semakin samar, tapi tak juga pergi meninggalkan sangkar. Cinta masih bersemayam dan menggelayut mesra, tanpa dia tahu bahwa dengan itu; batinku semakin tersiksa.

Kau ada pria khayalan yang sangat kukagumi. Suara beratmu, jokes absurdmu, senyum dengan hiasan gigi putihmu. Segalamu, aku takluk dan tunduk. Tentangmu, aku pasrah dan menyerah. Kamu, pria yang wajahnya mulai menjadi sebab dari harapanku. Anganmu yang semakin lama semakin menguat, tapi apa daya untuk menyentuhmu, masih ada sekat.
Kau hanya bisa kukagumi dari jauh. Dan sosokku hanya seperti kecebong di air keruh. Aku di sini, di dekatmu, tapi kau tak pernah menyadari hal itu. Kau tak pernah mengerti bahwa aku yang tolol dan bebal, tengah berusaha mati-matian untuk tidak terus mencintaimu.

Walau usahaku masih buntu.

Komentar

What's most