Aku Jatuh Cinta

Aku menyerah kalah.

Sudah tiga hari ini aku berusaha tidak memikirkanmu. Tapi, bayangan wajahmu yang tersenyum malah semakin kuat membebani otak. Begitu kuat sampai aku frustasi sendiri berusaha menyingkirkanmu sekuat tenaga walau usaha itu tak menghasilkan apa-apa.

Semua menyangkut dirimu, menjadi tak terkendali.

Bahkan ada satu waktu aku melempar ponselku saking senangnya karena pesanmu mampir lebih dulu pada kotak percakapan. Jarak yang membentang terlalu jauh membatasi kita membuatku seringkali merindu dengan cara yang brutal. Aku bahkan bisa sinting kalau harus menunggu pesanmu lebih lama lagi. Aku memantaumu lewat teman-teman dan aku jadi tahu kondisimu. Tidak, aku tidak menguntit kok. Aku cuma tanya yang wajar saja. Wajarnya orang rindu.

Sialnya, mungkin aku betulan jatuh cinta.

Benar. Sudah lama debar itu mati dan sejak kamu datang, debar itu kembali begitu saja. Tiba-tiba, asing, tetapi entah mengapa terasa wajar. Tidak terencana, tapi aku menikmatinya. Aku belum pernah merasa yang seperti ini. Pelukan yang waktu itu kauberikan memberiku banyak harapan. Aku sudah lama gila sendirian sampai jatuh cinta padamu mengembalikan kewarasanku.

Telak. Serius. Dalam. Tanpa ampun.

Aku menyebutnya jatuh cinta. Dan namamu adalah caraku mengejanya.

Komentar

What's most