Urusan Malam Hari

Hidup tidak akan berhenti untuk siapapun. Sepatah apapun hati, sehancur apapun kondisi. Begitupun aku atau kamu. Hidup akan terus berjalan meskipun kita tidak menghendakinya.

Malam ini, kamu sudah makan? Sudah belajar? Aku ingin memberitahu kamu satu hal bahwa tiga minggu ini aku tidak menyentuh buku sama sekali. Ilmu-ilmu itu lapuk bersama lipatan-lipatan rindu yang kutumpuk bersama buku-buku. Menyedihkan, memang. Aku hanya ingin menikmati perih ini dengan caraku sendiri. Bermalas-malasan, tidak belajar, bukankah hidupku tak lagi menyenangkan?

Malam ini, aku masih mengais-ais kabarmu. Sesuatu yang dulu begitu mudah kudapatkan kini harus menguap sebelum tertelan. Maka itu, daripada aku semakin uring-uringan, aku memutuskan menulis ini. Perkara apakah kamu membaca atau tidak aku sudah tidak lagi peduli. Sebab, terima atau tidak terima, hidupmu bukan lagi urusanku. Aku hanya ingin perasaanku tertuliskan, walau itu tidak sama dengan tersampaikan.

Intinya, baik-baik saja selalu. Aku selalu mendoakan kebahagiaanmu dan semoga saja kamu juga selalu mendoakan ... kebahagiaanmu sendiri.

Tidak apa-apa, bukankah sudah kukatakan bahwa untuk berharap saja aku tak lagi berani?

Selamat malam, Tuan T. Semoga tidurmu nyenyak dan mimpimu menyenangkan. Kapan lagi kamu bisa menemui ketanpaanku yang benar-benar tanpa selain dalam mimpi?

Memejamlah, pagi yang menunggumu sedang berusaha merekah indah.

Ditulis sambil mendengarkan lagu.
Aku juga mau tidur.

Komentar

What's most