Untuk Tuan Humoris

Hari ini, tak ada yang berubah, kamu masih tetap dengan dinginmu, dan aku tetap seperti ini. Ah, entah sudah berapa berat rindu yang bersemayam dihatiku, bertumpuk-tumpuk dan semakin menyiksaku. Mungkin jika tahu kamu akan tertawa, tertawa keras seperti kau biasa membuatku melakukakan itu. Iya, aku kangen kamu.

Aku tidak tahu bagaimana sampai saat ini aku bisa jadi sangat mencintaimu. Bagaimana selama dua tahun ini kita bisa lama bersama, dan aku selalu berhasil menyembunyikannya.
Sayang, jika Tuhan mengizinkanku memilih, aku tidak ingin memilihmu untuk kucintai, karena kaupun sudah memilih yang lain dan terlebih dulu kau cintai.

Jika aku merindukanmu seperti ini, yang bisa kulakukan hanya mengingat semua kenangan-kenangan kita, mendengarkan lagu tentangmu, dan mengingat semua banyolanmu lalu tertawa sendiri, sampai menimbulkan setitik air bening di pelupuk mata, sampai aku tertidur karena terlalu lelah menangisimu. Begitu menyakitkan saat kulihat kau sangat baik-baik saja sementara aku jadi sehancur ini. Kamu masih bisa tertawa seperti itu sementara aku untuk tersenyum saja harus berusaha begitu keras. Bagaimana cinta bisa setidak adil ini?

Yang sekarang terjadi adalah kisah persahabatan kita yang jadi begitu rumit, karena campur tangan hal bodoh bernama cinta. Kita yang awalnya begitu dekat jadi seperti tidak pernah saling mengenal seperti ini. Mungkin jika kutanya kau takkan mau mengaku, tapi aku bisa merasakan ada yang berbeda dari tatapanmu. Sudah tak sehangat dan setulus dulu.
Semua banyolanmu yang dahulu kadang menjengkelan kini jadi hal yang sangat kurindukan. Tawa hangat dan renyah yang menghiasi mimpiku kini sudah pudar dan perlahan menghilang. Entah, tetapi hanya wajahmu saja yang tak mau pergi dari dinding-dinding kamarku, dan makin membuatku tersiksa karena tak pernah bisa menjangkaunya. Bayang wajahmu makin terasa kuat, sekuat hatiku yang makin lama makin mencintaimu.

Kamu, Pria berkukit coklat, berhidung mancung menggemaskan. Aku tahu mungkin saat ini kamu sudah berbahagia dengan kekasih barumu. Dia cantik, cantik sekali, dan dia memberikan seluruh cintanya untukmu. Pasti saat ini kamu bahagia, dengan seluruh cinta darinya. Sehingga memutuskan untuk menjauhiku, sahabat tolol yang diam-diam mencintaimu.
Rasanya untuk membandingkan diriku dengan kekasih barumu saja tak pantas. Dia manis, semanis wajahnya yang diambil dari salah nama satu makanan pemberi rasa manis.
Ah, rasanya tak ada kata yang sanggup untuk mendeskripsikan betapa sempurnanya kamu dan kekasihmu saat ini. Kalian pasangan yang hebat. Kalian pasti bahagia, pasti.

Sayang, jika kau lihat kekamarku, kau akan melihat sesosok gadis yang sedang menitikan air mata sambil menatap nanar ponselnya. Mengetikan jemarinya, menulis beberapa kalimat yang menceritakkan tentang kerinduannya pada seseorang. Seseorang yang padahal adalah sahabat dekatnya, tetapi diam-diam dicintainya, diam-diam ada dihatinya. Gadis yang kini tengah mendoakan orang itu agar bahagia bersama kekasih barunya, walau dia harus mati-matian menahan segala sesak didadanya, merasakan hatinya hancur berkeping-keping melihat orang yang dicintainya bahagia tanpa dirinya.

Sayang, kamu ingin tahu siapa gadis itu, dan siapa pria yang dicintainya?
Dia adalah......

Komentar

What's most