Kamu Berubah

Sebenarnya, ada rasa sakit tak kelihatan yang membuatku cukup hancur. Perkataan tadi membuat napasku tercekat, jantung berdegup kencang; dan hatiku terasa sakit.
Ada kesakitan tanpa sebab yang membuatku ingin menangis, ingin berteriak, menghempaskan lukaku dalam bentuk pelampiasan. Bagaimana? Bagaimana bisa aku masih sangat mencintaimu walau disaat terluka parah seperti ini?

Iya, kamu jahat. Aku tidak tahu bagaimana memaparkan kamu dalam bentuk tulisan. Kamu pria paling tak punya perasaan yang pernah ada, pria paling jahat yang pernah tercipta. Kamu keras kepala; seperti batu. Dekat, tapi tak pernah kumiliki; seperti bayangan. Walau kamu batu paling keras yang pernah tercipta, dan bayangan paling samar-samar yang pernah ada, sejatinya kamu tetap kucintai, dan masih abadi dihatiku.

Untuk pria, berkulit cokelat, mempunyai tatap mata tajam mematahkan. Pria yang diam-diam ada dan abadi, dihatiku.

Sayang, walau kutahu kau tak disampingku, aku selalu merasa hangat memeluk bayangmu. Merasa memiliki, walau tak pernah benar-benar memiliki.
Aku merasa kamu sudah mengenalmu, tapi di sisi lain kamu abu-abu, samar-samar, dan tidak tersentuh.
Kamu terasa nyata; tapi seakan tak dapat kujamah dan kusentuh secara nyata.

Sebenarnya, siapa kamu? Siapa yang selama ini kucintai dan diam-diam merajai hatiku? Siapa yang selama ini ada dalam tiap mimpiku? Siapa orang yang kucintai?

Sayang, mengapa akhir-akhir ini aku merasa tidak pernah mengenalmu, yang sekarang?

...tapi mengapa hatiku tetap bertahan, dengan alasan yang sama?

[Pos pendek ini tertulis ketika aku habis menangis, ketika merindukanmu, yang sama tapi berbeda.]

Komentar

What's most