Berhenti Berlelah, Untuk Orang yang Salah.

Pernah kamu merasa kamu sudah sangat mencintai seseorang, tapi yang kamu dapat justru pengabaian? Aku pernah.
Pernah kamu diterbangkan setinggi langit, lalu diterbangkan setinggi jurang? Aku pernah.
Pernah kamu mencintai seseorang yang seharusnya tidak kamu cintai? Aku pernah.
Sakit? Ya tentu saja.
Bahkan beberapa dari kita yang pernah mengalami hal tersebut merasa trauma atau enggan untuk memulai lagi, jatuh cinta lagi. Jangan! Itu tolol.

Begini, kalau kamu pikir patah hatimu adalah akhir hidupmu, kamu salah. Patah hatimu adalah awal kehidupan barumu, kehidupan barumu yang pasti jauh lebih baik daripada kehidupan lamamu.
Rumusnya, kamu mau terus-terusan berlelah, berjuang mati-matian, untuk orang yang jelas-jelas salah dan mengabaikanmu? Tidak, bukan?
Sakit akan jadi jauh lebih sakit ketika kamu sadar kamu akan disakiti, tetapi tidak beranjak pergi. Anggap saja orang begitu namanya terlalu setia dan cenderung tolol menuju idiot.
Ada fase dimana kamu akan menemukan seseorang yang senantiasa menyebut namamamu dalam doa, jika kamu gagal memiliki orang yang senantiasa kamu hembuskan dalam doa. Napas cinta adalah saling memiliki, saling mendoakan. Tak ada yang lebih menyakitkan jika yang kau rasakan adalah cinta sepihak. Segalanya kamu lakukan sendirian, berjuang sendirian, berdoa diam-diam. Usaikan. Atau ungkapkan. Jika begitu terus hidupmu takkan maju-maju jika begitu terus.
Jika kamu mulai jatuh cinta pada seseorang, pilihannya hanya dua, usaikan atau ungkapkan. Kalau kamu memilih menahan, aku pernah mengalaminya, dan rasanya menyakitkan. Sejak awal sampai titik akhir yang kamu dapatkan hanya air mata.

Ketika kamu mulai memilih untuk jatuh cinta, kamu harus siap dengan segala konsekuensinya. Cinta itu indah. Indah sekali.
Namun, jangan lihat keindahan itu dengan mata kosong. Lihat dengan hati, lihat dengan perjuangan.
Segalanya akan berlipat ganda.

Ayo, semangat! Jangan mau terus-terusan berlelah untuk orang yang salah.

-PUTRI

Komentar

What's most