Hartaku yang Paling Berharga

Lisa - Ichiban No Takaramono

Lagu itu tak pernah pergi dari favorit playlistku. Kudengarkan tiap malam, lantas tersenyum sendirian. Kamu tahu, 'kan, mengapa? Aku mengingatmu.

Lagu ini bercerita tentang seseorang yang baru menyadari perasaannya setelah orang yang dicintainya pergi, tapi ia tidak menyesal pernah mencintai. Liriknya yang begitu manis dan begitu magis membuatku ingin menangis ketika mendengarkannya, begitu menyentuh.

Bukan, aku tidak akan meresensi musik ini. Aku juga bukan akan bercerita tentang makna lagu ini. Sedikit mirip, tapi yang akan kurceritakan adalah perasaanku.

Mencintaimu adalah penyemangat dan motivasiku. Setiap pagi aku bangun, lantas pergi ke sekolah, dan segala hal kulandaskan karenamu. Bukan hiperbolis atau apa, tapi kenyataannya begitu. Hanya aku terlambat menyadari.

Setiap bertemu kita hanya akan bertengkar. Terjemahan lirik pertama lagu itu menyentil hatiku, bukankah itu mirip dengan kisah dua orang yang kini sudah tidak bersama lagi? Ah, iya, kita. Sudah berapa lama sejak terakhir kali kita bertengkar? Apa jika kita bisa mengulang lagi saat itu, akan masih sama rasanya?
Ini bukan ulasan tentang lagu! Sekali lagi bukan. Ini hanya sekadar curahan hatiku semata setelah mendengarkan lagu ini.

Ichiban No Takaramono jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti 'Hartaku yang Paling Berharga'. Kamu adalah hartaku, begitu. Kamu yang sukses mengajarkanku banyak hal, tentang kemandirian, senyuman, dan tentu saja kepercayaan diri. Bahkan walau setiap kita bertemu kita tak pernah akur, ada perasaan yang sulit dijelaskan. Sampai aku menyadarinya ketika kamu sudah tidak di sisiku lagi.

Ayo kita sambut perpisahan dengan senyuman, Sayang. :)

Meski begitu, ketika aku memejamkan mata, aku masih akan merasakan kehangatanmu, tawa renyahmu, dan segalamu. Aku masih bisa merasakan semangatmu yang kini berkobar hebat dalam diriku. Ah, terima kasih sudah pernah hadir dalam kehidupanku.

Dan menjadi istimewa disana. :)

Sudah berapa lama, ya, kita tidak berbicara berdua? Rindu rasanya.

Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengingatmu. Yang perlu kulakukan adalah menjalankan semua amanatmu. Aku harus bangkit, aku harus mengejar impian, aku harus meraih kebahagiaan. Apapun yang terjadi.

Kini, ketahuilah. Aku sudah berubah daripada yang dulu. Aku belajar tidak bergantung pada apapun, dan tidak berharap pada siapapun. Aku akan mandiri dan meraih kebahagiaanku sendiri. Itu yang kupelajari darimu, hartaku.

Walau kini kita sudah tidak bersama-sama lagi, ketahuilah kenangan itu takkan pernah kulupakan. Juga dirimu, takkan pernah kuhapuskan dari hatiku. Percayalah, dirimu adalah yang terindah, hartaku. Untuk sekarang ini, dan bahkan untuk selamanya.

Saat yang tepat untukku mengejar mimpiku sendiri. Oh, ya, aku berencana melanjutkan sekolah di Jogjakarta. Kalau ada waktu, mampirlah! Walau rasanya... tidak akan mungkin, ya? :')

Terima kasih untuk segalanya, terutama pelajaran tentang kebahagiaannya.

Aku mencintaimu.

Komentar

What's most