Rindu ini Makin Dalam.

Ini hari Sabtu, seminggu sejak insiden aku gagal sebelum berperang.
Ternyata benar bahwa sejarah akan selalu berulang, buktinya, hari ini aku mengulang sejarah minggu lalu. Aku menangis lagi.

Liburan akhir semester sudah tiba, ya, sayang? Aku tidak akan pernah mau membayangkan bagaimana bentuk hatiku jika akan selama itu memendam rindu. Kamu tidak paham rasanya. Tentu saja, kamu tidak perasa.

Aku mengibaratkan hati yang menempel di rongga dadaku saat ini hanyalah separuh. Ia sedang berusaha keras melepaskan diri dari jerat penjara agar bisa menemukan belahannya yang lain. Ya, kamu tahu kan belahan yang satunya kini berada dimana? Berada pada dirimu.

Seperti biasa. Rindu-rindu yang menyakitkan melandaku tiba-tiba. Aku berjuang keras melupakan sosokmu. Selalu. Selalu berjuang. Dan selalu gagal.

Maafkan. Mungkin, kamu tak paham bagaimana rasa kangen ini jadi membunuhku secara perlahan. Seperti monster yang ingin mencengkeramku sekuat-kuatnya. Maaf sayang, aku sudah berusaha, namun rindu ini selalu curang. Bertambah tanpa tahu bagaimana cara berkurang.

Puluhan lagu dalam playlistku mengisahkan tentang kamu. Tentang bagaimana aku yang tetap berjuang walau diabaikan.
Sayang, rinduku takkan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Tujuannya kamu.

Hari-hari ini aku sakit. Kamu mana mau tahu, ya? :')
Aku sakit biasa, kok. Tak ada hubungannya denganmu. Mungkin, hati dengan luka menganga ini masih menyuarakan kesakitannya, tapi aku kuat. Air mataku masih bisa kutahan. Selagi hembusan nafasmu masih abadi dalam bayangan. Selagi kenangan tentangmu abadi dalam ingatan.

Sayang, perasaan ini begitu kuat. Begitu dalam.
Salahkah aku merasa rindu, meski doaku untuks bertemu denganmu dan mengikat kembali masa lalu takkan dijamah Tuhan, dan dikabulkan waktu?
Salahkah aku masih mengharapkan semua itu?

Komentar

What's most