10 Hari Setelah Kepergianmu

Aku masih merindukan kerinduan yang sama seperti waktu itu. Hari ini, tepat 10 hari setelah aku menyerah memperjuangkanmu. Dan aku bersikerasa bahwa aku baik-baik saja.

Aku sadar. Mau berjuang sekeras apapun, yang namanya cinta memang tidak bisa dipaksa.
Aku selalu mencoba baik-baik saja setelah insiden itu. Mencoba menyembuhkan lukaku sendiri dengan obat air mata. Ya, aku masih menangis. Masih merintih. Masih mencintaimu.
Aku sudah berusaha sepuluh hari ini, berusaha sebisa hati. Walau sampai hari ini aku masih gentar menatap matamu. Masih tak tahan melihatmu. Hatiku masih rentan akan rasa sakit. Ah iya, hatiku masih belum baik-baik saja.

Ah, andai kau tahu betapa hati ini masih berjuang keras mengusirmu. Betapa otak ini masih berusaha menghilangkanmu. Kamu mungkin akan mengerti, bahwa cinta sulit dihilangkan jika dipaksa. Kamu mungkin akan paham, dan tidak akan mempersalahkan cintaku lagi.

Aku sakit. Aku kedinginan. Aku rindu. Aku kesepian.
Bagaimana sampai saat ini aku masih belum bisa menghilangkan bekas pelukmu. Bagaimana aku masih terus bisa merasakan genggaman tanganmu. Bagaimana aku masih belum sepenuhnya terbangun dari mimpi yang pernah kau buat bersamaku.

Aku menulis ini di depanmu. Walau kamu tidak tahu bahwa aku saat ini masih berpura-pura tegar dengan mengatakan aku sedang mengirimkan pesan untuk temanku. Kamu kulihat sudah berbeda, tidak lagi sama, dengan kamu yang masih kucinta.

Kamu kini berbeda. Dan perbedaan itu membuatmu terasa jauh. Sampai tak bisa lagi kugapai.

Andai ku bisa berteriak, ingin aku mengeluarkan semua keluh kesahku tentang dirimu. Tepat didepan matamu.. Ah, andai...

Hari ini. 12 mei adalah tepat di mana 10 hari aku mencoba melupakanmu.

Dari aku, yang  kau beri harapan, lalu kau tinggalkan tanpa mengucapkan salam perpisahan.

Komentar

What's most