514 Hari


            Menjelang 514 hari tanpa ucapan yang akan segera aku berikan kado tulisan untuk seseorang.

            514 hari yang lalu, kita memutuskan menyerah dan tidak memerjuangkan apa-apa lagi. 514 hari yang lalu, aku pernah jadi pecundang di mata orang-orang karena menghancurkan sesuatu yang telah menggunakan pengorbanan seseorang untuk membangunnya. 514 hari, aku dikira bahagia oleh semua orang padahal aku tengah sekarat dan hampir mati. 514 hari yang lalu, aku dikira menyakiti seseorang—padahal orang itu yang membunuhku.

            514 hari yang lalu, aku kira aku akan mati hari  itu.        

            Saat kita berhenti.

            Akan jadi sangat hiperbolis menjelaskan hubungan kita di hari itu menggunakan diksi mati-sekarat-bunuh diri, tapi akan kesulitan untukku menjelaskan kepada semua orang betapa aku tidak seburuk yang diceritakan. Sampai bengap. Sampai muak. Sampai aku hanya memutuskan diam dan membiarkan orang-orang berpikiran buruk soal aku.

            Yang rasanya masih sampai hari ini.

            514 hari yang lalu, aku pernah merasa jadi sampah untuk seseorang. 514 hari yang lalu aku pernah menggigil karena memeluk dinginnya tubuh seseorang yang tak ingin dipeluk. 514 hari, butuh tenaga dan keberanian luar biasa untukku, melepaskan seseorang yang aku cintai, untuk menyelamatkan diriku sendiri.

            Orang-orang mengira aku cukup kuat untuk menghadapi segalanya, toh sejak awal aku sudah main api, dan aku juga yang mengakhiri. Mereka lupa bahwasanya aku juga yang punya perasaan, aku juga jatuh cinta, dan aku juga patah hati. Mereka tidak mengerti betapa aku juga pernah membenci diriku sendiri karena tidak bisa membahagiakan dua orang yang kalian lindungi habis-habisan itu. Mereka tidak mengerti butuh waktu lama untuk aku menyembuhkan diri, memercayai teman-temanku lagi, dan melupakan pria itu. Orang-orang menganggap aku manusia hanya karena aku terlihat baik-baik saja.

            514 hari yang lalu, aku mengutuk dunia yang tidak sesuai kehendakku. Menghabiskan banyak waktu untuk menangisi hal-hal yang tak bisa aku mengerti dan kuubah lagi. Aku bangkit sendiri bahkan saat aku patah kaki. Ditinggalkan orang-orang yang meninggalkanku, mengira aku mati suri, mengira aku sangat mencintai diriku sendiri sampai menyakiti banyak orang; padahal saat itu, satu-satunya orang yang ingin aku benci adalah diriku sendiri.

            514 hari yang lalu, aku menghabiskan 365 harinya untuk belajar memaafkan banyak hal—termasuk diriku sendiri. Merelakan hal-hal yang memang tak bisa aku kendalikan, merelakan hal-hal yang memang tidak jadi milikku. Selama satu tahun, aku menuliskan nama orang-orang yang menyakitiku, lalu memaafkan mereka satu persatu, mengikhlaskan apapun yang mereka lakukan terhadapku karena toh aku juga bukan malaikat yang sama sekali suci dari salah.

            514 hari yang kumaksud, mungkin tak banyak orang-orang yang mengerti maknanya, sebab orang-orang itu terlanjur berasumsi dan kau tak punya tenaga untuk menjelaskan kenyataan yang asli. Dan, 514 hari itu menjadi tepat 514 di hari ini, di hari seseorang yang akan mengulang hari, seseorang yang membuatku kehilangan banyak hal. Seseorang yang sudah aku maafkan.

            Terima kasih, untuk pria 514 hari yang sempat padanya aku menyimpan dendam, namun memberiku pelajaran soal keikhlasan dan rasa sakit. Juga untuk satu orang lagi, yang maaf telah aku tinggalkan, bahkan sampai hari ini, karena aku takut aku semakin melukai diriku sendiri karena membencimu—maka aku memaafkanmu tanpa menemuimu lagi. Terima kasih untuk kalian berdua karena telah mengajariku arti menerima saat sedang putus asa. Aku ... telah meninggalkan semuanya jauh di belakang, seperti aku meninggalkan kalian berdua dulu, untuk menyembuhkan diri.

            Aku tidak membenci kalian, dan orang-orang lain yang salah paham. Aku akan menerima kalian jika kalian membutuhkanku. Menerima dengan terbuka dan akan memeluk kalian saat kalian kelelahan. Tapi, aku tak akan jadi orang yang sama. Aku adalah sosok baru di tubuh yang kalian sakiti dulu, yang sembuh dengan jemari sendiri, yang membesarkan jiwa untuk memaafkan dengan kekuatan sendiri.

            514 hari ini, aku telah melewati hari tanpa kalian berdua, yang aku harap semoga baik-baik saja. 514 hari ini, aku berjanji akan lebih mencintai diriku sendiri tanpa mengingat semua luka di masa lalu lagi. Maaf karena aku lari dan meninggalkan kalian, maaf karena aku membenci hubungan yang diam-diam kalian ciptakan di belakangku, maaf untuk semua doa-doa buruk yang tidak sengaja aku ucapkan di tengah rasa sakitku karena pengkhianatan.

            Aku harap, tulisan ini akan menjadi penjelasan bagi yang masih bertanya-tanya soal sikapku 514 hari yang lalu. Jika tidak, semoga tulisan ini akan menjadi obat, yang jika iseng ingin kubaca lagi, aku akan menemukan diriku bangga pada diriki  sendiri karena bisa sekuat ini.

            Kepada semua orang yang kepada mereka aku pernah melakukan yang terbaik, semoga kalian bahagia.

Komentar

What's most