Kado Pernikahan

            Ada seseorang yang sengaja datang ke keramaian hanya untuk merasakan betapa sepi hatinya ditinggalkan olehmu. Ia akan membiarkan kekosongan itu datang di antara sayup-sayup kerumunan orang-orang yang bercakap-cakap dan berlalu lalang. Ia hanya akan berdiri, merapikan hatinya sendiri, mengatur napasnya agar tak terburu-buru, hanya untuk melihatmu.

           Ada seseorang yang sengaja datang ke pernikahanmu meski ia tahu bahwa itu akan membunuh dirinya sendiri.

            Ia akan menyalamimu, setegar mungkin mengucapkan selamat tanpa air mata, sebab ia tahu bahwa tangisannya tak akan membuatmu bahagia. Meski begitu, ia akan menjadi yang paling tenang diantara baris patah hati karena cintanya terbang bersama cinta yang lain. Ia akan menjadi yang paling mampu melepaskanmu dipasangkan jari manisnya dengan cincin yang kaukira paling indah oleh pria lain.

            Kau tak perlu mengkhawatirkan perasaannya. Ia baik-baik saja.

            Ia pernah melewati kebahagiaan yang paling tak akan ia lupakan bersamamu. Ia pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk sampai kapapun tidak akan menyakitimu, akan selalu menjagamu, dan memastikan bunga di hatimu tetap mekar di tempatnya. Ia pernah bersumpah tak akan membuatmu menangis. Ia pernah membawa kepalamu dalam dadanya untuk menenangkan sesaknya sedihmu. Ia pernah membuatmu bahagia hanya dengan ditemanis saja. Ia pernah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untukmu. Ia pernah menjadi seseorang yang kau harapkan untuk menemanimu di masa depan. Ia pernah sangat mencintaimu dan begitu dicintai olehmu. Ia pernah ... dan sekarang tidak lagi.

            Sekarang, ia tak lagi disibukkan dengan perkara rela atau tidak rela. Ia kini sedang menata hidupnya, menikmati hari-hari yang setelah ini tak akan sama lagi. Ia akan menyambut pagi dengan senyuman baru—yang mungkin tak semanis ketika masih bersamamu—, bekerja dengan penuh semangat, lalu menutup hari dengan bertumpuk-tumpuk buku yang ia nikmati bersama senja yang perlahan-lahan lenyap. Kemudian, di sela bacaannya, ia akan berpikir betapa samanya kau dengan senja itu. Sama indahnya, sama sementaranya. Meski begitu, hatinya tak lagi dipenuhi sesak. Percaya saja, retak itu tidak apa-apa.

            Harinya yang baru ternyata tak sekelam yang ia bayangkan. Pernikahanmu yang ia kira akan menjadi neraka ternyata tidak seburuk yang ia kira. Ia berjalan menuju tempatmu bersanding dengan priamu yang baru. Bersama keteguhan hati dan kekuatan yang entah darimana ia dapatkan. Ia datang tidak dengan penyesalan apapun. Ia datang untuk mendukungmu, mendoakanmu agar terus bahagia dan membahagiakan selalu. Dan, dengan mengulum senyum, ia menyalamimu, lalu menyelami bola matamu. Meyakinkanmu yang entah tiba-tiba jadi ragu pada diri sendiri, bahwa apa yang kau pilih adalah keputusan yang tepat. Ia tersenyum lagi, beralih menyalami mempelai pria; seseorang yang kini akan menemanimu sepanjang hidupmu, ada dalam setiap kondisimu. Pria yang akan menjagamu, mencintaimu, memelukmu dalam keadaan apapun. Ia percaya bahwa pria itu akan sangat mampu melakukannya.

            Seusai itu, ia turun dari tempatmu bersanding dengan penuh kelegaan. Senyumnya belum begitu surut. Benar-benar tak ada air mata pun dendam yang ia kira akan memenuhi dadanya. Ia sungguh-sungguh lega.

            Ia berjalan keluar dan melewati meja yang penuh dengan tumpukan kado. Berdiri lama di sana. Ia melihat begitu banyak kotak-kotak dengan kertas kado berwarna-warni di sana, menebak-nebak apa isinya. Apa yang biasanya orang-orang berikan sebagai kado pernikahan? Mungkin, alat-alat untuk dapur, kosmetik untukmu, mug lucu, pakaian bayi untuk anakmu nanti, atau bahkan hal-hal yang kaubutuhkan untuk berbulan madu. Banyak hal yang bisa saja menjadi isi dari kotak-kotak itu. Ada begitu banyak kemungkinan tapi terlalu buang-buang waktu untuk menebaknya.

            Setelah puas berpikir, ia mengulum senyumnya lagi. Ia memberikan hadiah yang tidak siapapun berikan, sesuatu yang mungkin saja hanya dimiliknya. Hal yang paling berarti buatnya dan kini diberikan untukmu. Sesuatu yang ia simpan di tempat yang tidak siapapun tahu dan kini dibungkusnya dalam kotak paling rapi dibanding puluhan kotak lainnya yang bertengger di sana. Ia tersenyum, meletakkan kotak berisi hadiahnya pada bagian paling tersembunyi dari meja itu, menyelipakannya di antara kado lainnya. Ia yakin bahwa apayang ia berikan ini adalah yang paling indah dari yang lainnya. Sebab, hadiahnya tidak akan bisa dibeli oleh apapun dan dibuat oleh siapapun. Sesuatu yang kini tak perlu kau cari lagi. Sebab seandainya ia luput dari pandanganmu atau tertutup di antara kado lainnya, ia tetap bisa kautemukan di manapun. Mungkin saja pada kue-kue kecil di resepsi pernikahanmu, lampu kaca yang bertengger manis di atap gedung ini, pada lagu-lagu blues yang sejak tadi dinyanyikan dan mengisi ruangan, pada gaun pernikahanmu, pun pada kursi tempatmu duduk sekarang.


            Kado pernikahan terindah yang pernah ia berikan untukmu adalah keikhlasan.



Komentar

What's most